Ambon, PT – Dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional 2025, kita diingatkan kembali akan peran penting pendidikan dalam membentuk generasi unggul.
“Di tengah tantangan ekonomi global dan dinamika zaman, muatan lokal dapat menjadi pintu masuk yang strategis untuk membangun ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal serta menumbuhkan jiwa entrepreneurship sejak dini,” Kata Ketua Departemen Ekraf, Digital & UMKM – DPD GAMKI Maluku, kepada media ini, Jumat 2 Mei 2025.
Diakui, Muatan lokal bukan hanya pelajaran tambahan. Ia merupakan ruang ekspresi budaya, kreativitas, dan karakter bangsa yang berakar pada nilai-nilai luhur daerah. Dalam konteks globalisasi dan era digital, muatan lokal harus mampu menjadi filter sekaligus fondasi yang mengakar kuat dalam menghadapi arus perubahan.
Program ASTA CITA Indonesia yang menjadi arah pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045, menempatkan pendidikan sebagai fondasi penting dalam mencetak generasi mandiri, kreatif, dan inovatif.
“Muatan lokal, melalui pendekatan ekonomi kreatif, menjadi sarana transformatif yang memperkuat kemampuan berpikir kritis, inovatif, serta menumbuhkan semangat berwirausaha,” ucapnya.
Untuk itu, Salah satu inovasi yang dapat dihadirkan dari mata pelajaran muatan lokal adalah pelaksanaan Creative Day dan Entrepreneurship Day.
“Ini adalah hari khusus di mana siswa menjadi pengusaha muda sehari, menampilkan hasil karya kreatif dan produk ekonomi lokal yang dikembangkan selama proses pembelajaran,” tuturnya.
Selain itu, Kegiatan ini tidak hanya mengasah keterampilan kewirausahaan, tetapi juga menjadi media pembelajaran langsung tentang manajemen, komunikasi, pemasaran, dan keuangan. Bahkan, melalui pembukaan rekening Simpanan Pelajar (SIMPEL), siswa diajak belajar mengelola keuangan sejak dini.
Lanjutnya, Muatan lokal tidak bisa berdiri sendiri. Diperlukan kolaborasi lintas sektor, seperti melibatkan budayawan, pelaku seni, dan pengusaha kreatif lokal untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Ini memperkuat hubungan antara sekolah, masyarakat, dan dunia industri kreatif.
“Kegiatan ini juga berpotensi menjadi sumber pendanaan sukarela sekolah di luar Dana BOS. Hasil penjualan produk siswa bisa dibagi sebagian untuk kebutuhan sekolah dan sebagian untuk ditabung siswa. Pendekatan ini menanamkan nilai tanggung jawab sosial dan ekonomi sejak dini,” jelasnya.
Ditambahkan, di tengah arus modernisasi yang membawa nilai kebebasan tanpa batas, muatan lokal menjadi benteng nilai dan akhlak. Pendidikan kewirausahaan yang sejati tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga pada etika, kejujuran, dan kepedulian sosial. Seorang entrepreneur hebat adalah mereka yang tidak hanya cerdas, tetapi juga beradab dan bermanfaat bagi sesama.
Dengan mengembangkan muatan lokal secara inovatif, kita tidak hanya melestarikan budaya bangsa, tetapi juga membentuk ekosistem pendidikan yang mencetak generasi:
Kreatif dan inovatif,
Berjiwa wirausaha,
Memiliki etika dan adab,
Siap menghadapi tantangan masa depan.
“Hari Pendidikan Nasional 2025 adalah saat yang tepat untuk mengangkat kembali nilai strategis muatan lokal sebagai bagian dari pembangunan pendidikan nasional. Mari dukung transformasi ini demi terwujudnya Indonesia yang unggul, beradab, dan sejahtera melalui generasi masa depan yang tangguh,” harapnya. (PT)