Ambon, PT – Dalam rangka memperkuat literasi keuangan berbasis nilai-nilai moral dan keagamaan, Bank Indonesia Provinsi Maluku menyelenggarakan talkshow bertema “Rupiah Talks: Religius dengan Belanja Bijak”, di taman budaya Ambon, Jumat 1 Agustus 2025.
Acara ini menghadirkan dua narasumber lintas iman, yaitu Ustaz Risyad Baya’Sud dan Pendeta Marcel Serang, untuk mengupas fenomena konsumtif di masyarakat, khususnya saat momen hari raya.
Dalam paparannya, Ustaz Risyad menyoroti kebiasaan anak muda yang cenderung konsumtif menjelang hari raya. Banyak di antara mereka yang rela berutang hanya demi gaya hidup dan penampilan luar, tanpa mempertimbangkan kemampuan finansial.
“Masalahnya bukan pada keinginan, tapi pada bagaimana kita memuaskan keinginan di luar kemampuan. Kita bilang beriman, tapi penghasilan 3 juta, belanja 12 juta. Mana manajemen uangnya?” ungkap Risyad.
Ia juga menekankan pentingnya memilih lingkungan dan teman yang baik karena keimanan seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkaran sosialnya.
Senada dengan itu, Pendeta Marcel Serang mengajak masyarakat untuk kembali ke makna sejati dari perayaan hari raya, yakni pembaruan iman dan karakter, bukan semata-mata tampilan luar.
“Percuma pakaian kita bagus, tetapi hati kita tidak baik. Fokuslah pada apa yang benar, maka tindakan kita pun akan benar, dan hasilnya juga baik,” ujarnya.
Pendeta Marcel menekankan bahwa tindakan keuangan yang bijak adalah bagian dari iman yang matang, di mana kita tidak hanya menjaga tampilan, tetapi juga esensi kehidupan.
Adapun Narassumber dari BI Maluku, Novan mengatakan, Talkshow ini juga menjadi bagian dari kampanye CBP Rupiah (Cinta, Bangga, Paham Rupiah) yang digalakkan oleh Bank Indonesia. Masyarakat diajak untuk:
Cinta Rupiah: Merawat fisik uang (tidak dilipat, diremas, dicoret, dibasahi, atau distaples)
Paham Rupiah: Memahami nilai dan fungsinya, serta bijak dalam mengelolanya
Bangga Rupiah: Menggunakan produk dalam negeri dan belanja di UMKM lokal
“Hari raya bukan alasan untuk boros. Justru di momen inilah kita belajar seimbang: antara nilai spiritual dan finansial. Belanja boleh, tapi bijak. Dukung UMKM, cintai produk lokal,” jelasnya. (PT)