Timika, PT- Perempuan Amungme dari Kampung Hoeya, Distrik Hoeya, Kabupaten Mimika, melayangkan pernyataan publik dan meminta perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Mimika serta PT Freeport Indonesia.
Domce Magal, salah satu perempuan Amungme, pada Minggu (25/08/2025) menyampaikan keprihatinannya atas kondisi sosial masyarakat Hoeya yang hingga kini dinilai belum tersentuh pembangunan secara layak, baik dari Pemda Mimika maupun pihak Freeport.
Menurut Domce, salah satu persoalan paling mendesak adalah kondisi jembatan yang menjadi akses utama masyarakat menuju kebun. Saat ini, jembatan tersebut hanya terbuat dari kayu seadanya dan kondisinya sangat memprihatinkan.
“Setiap kali kami para perempuan pergi ke kebun untuk mencari sayur, ubi, dan kebutuhan hidup lainnya, kami menghadapi risiko besar. Jembatan yang rusak itu berbahaya, beberapa di antara kami hampir hanyut karena tidak ada pengaman maupun struktur yang layak,” ungkap Domce melalui sambungan telepon.
Domce menegaskan, akses ke kebun bukan hanya menyangkut ekonomi, tetapi juga ketahanan pangan, kesehatan, dan keselamatan masyarakat, terutama perempuan dan anak-anak.
Lebih lanjut, Domce mengaku masyarakat Kampung Hoeya merasa seperti diabaikan. Hingga kini, pembangunan infrastruktur dasar, seperti jembatan, rumah layak huni, hingga fasilitas umum, belum sepenuhnya dirasakan warga.
“Kami tidak meminta yang mewah, kami hanya ingin bisa hidup dengan aman, bertani dengan tenang, dan memastikan anak-anak kami tidak tumbuh dalam ketakutan setiap kali menyeberangi sungai,” tambahnya.
Domce juga menyoroti program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Mimika. Menurutnya, pembangunan yang dijanjikan belum sepenuhnya menyentuh kebutuhan dasar masyarakat Hoeya.
“Lapangan pesawat memang sudah masuk, tapi bangunan lain, rumah layak untuk warga, dan fasilitas pendukung kehidupan sehari-hari masih belum ada. Banyak warga masih tinggal di honai,” jelasnya.
Domce berharap agar Pemda Mimika dan PT Freeport Indonesia benar-benar mendengar suara masyarakat Hoeya. Pembangunan jembatan yang aman dan layak menjadi prioritas mendesak demi keberlangsungan hidup, keselamatan, serta kesejahteraan warga.
“Perhatian yang serius sangat kami butuhkan, agar anak cucu Amungme bisa hidup lebih baik di tanah mereka sendiri,” pungkasnya. (PT/EF)