Ambon, Pusartimur.com- Ferly Tahapary yang merupakan anak Negeri Akoon angkat bicara terkait asal mulanya sejarah Pela Akoon di Rumalai bukan Tananahu.
“Kalau buat panas Pela berarti warga Negeri Rumalai tidak ikut, artinya tidak jelas ada Pela negeri Akoon dan Rumalai Tananahu,” kata Ferly Tahapary kepada Pusartimur.com, Sabtu (27/7/2024).
Tahapary mengatakan, tidak ada nilai historis bagi raja negeri Akoon dan negeri Tananahu. Untuk itu, perlu kedua raja ini dapat mengatur sejarah adat Pela dengan baik.
“Jangan ambil sejarah adat Pela sapanggal dan menceritakan, karena nanti membawa hukuman bagi masyarakat,” akui Tahapary
Untuk itu, Tahapary mengakui, kehadiran pemerintah desa sebagai tempat fasilitator dan mencari solusi. “Ini negeri adat, kepala desa harus tahu adat, nilai histori Pela Akoon Rumalai Tananahu. Itu terjadi seperti apa,” tukas Tahapary.
Lanjut Tahapary, bagi Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah perlu menyikapi hal ini jangan sampai terjerumus mendukung hal yang salah. “Pemkab dalam hal ini bupati hadir memberikan sambutan dalam proses acara adat Pela, kalau tidak ada nilai historis perlu dikaji, agar kehadiran Pemkab dapat dinilai memiliki nilai historis antara Pela negeri Akoon dan Rumalai Tananahu,” ucap Tahapary.
Selain itu, Tahapary tambahkan, jangan ada kepentingan. Kami sampaikan ini agar terjamin keamanan yang baik, sebelum panas Pela , harus diatur nilai historisnya. (PT-01).