Surabaya, PT- Kunjungan dalam rangka Musyawarah Nasional (Munas) APEKSI VII membawa peluang besar bagi Pemerintah Kota Ambon dalam pengelolaan sampah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan (DLHP) Kota Ambon, Alfredo Hehamahua, menyatakan bahwa Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Benowo di Surabaya bisa menjadi model ideal bagi Kota Ambon dalam menangani persoalan sampah.
TPA Benowo yang berlokasi di Kelurahan Sumberrejo, Kecamatan Pakal, Kota Surabaya, dikenal bukan hanya sebagai tempat pembuangan sampah, tetapi juga sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) pertama dan terbesar di Indonesia. PLTSa ini diresmikan oleh Presiden RI pada Mei 2021.
“TPA Benowo mampu mengolah 1.600 ton sampah per hari. Dari jumlah tersebut, sekitar 1.000 ton dikelola oleh PT Sumber Organik untuk menghasilkan energi listrik sebesar 9 MW, sementara 600 ton sisanya dikelola pihak ketiga dengan output listrik sekitar 1–2 MW yang dijual ke PLN,” jelas Alfredo.
Menurutnya, sistem ini sangat relevan untuk dikembangkan di Kota Ambon, meskipun membutuhkan dukungan yang besar dalam hal infrastruktur dan kebijakan.
Dukungan Infrastruktur Kuat di Surabaya
Alfredo juga menyoroti sistem pendukung di Surabaya yang sangat membantu operasional TPA Benowo. Kota ini memiliki 191 Tempat Penampungan Sementara (TPS), 13 unit TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle), dan sekitar 600 armada pengangkut sampah—300 di antaranya adalah armada konvektor.
“Ini jelas bisa menjadi role model bagi Ambon jika ingin mewujudkan kota bebas sampah,” katanya.
Forum Lingkungan Hidup Nasional: Ajang Tukar Inovasi
Dalam forum bertema “Indonesia Darurat Sampah: Bagaimana Strategi Penanganannya”, seluruh kepala dinas lingkungan hidup kota se-Indonesia bertukar ide dan strategi penanganan sampah.
“Melalui forum ini, kami banyak mendapatkan masukan yang dapat diterapkan di Ambon. Terlebih setelah melihat langsung sistem pengelolaan di TPA Benowo,” tandas Alfredo.
BAKTI 2025: Kolaborasi Data Sosial Ekonomi untuk Pembangunan
Dalam kesempatan yang sama, Kota Ambon juga turut hadir dalam Forum Kepala Bappeda Seluruh Indonesia (BAKTI) 2025 yang mengusung tema “Optimalisasi Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN)”.
Sekretaris Bappeda-Litbang Kota Ambon, Ansyerin Horhoruw, menekankan pentingnya sinergitas antar daerah untuk menyelesaikan berbagai tantangan pembangunan.
Forum ini menghadirkan narasumber penting seperti Deputi Statistik Sosial BPS Ateng Hartono dan Executive Director Sekretariat Satu Data Pusat Bappenas Dini Magfira, Ph.D. Mereka menyoroti bagaimana integrasi data dari DTKS, Regsosek, dan P3KE dalam DTSEN (berdasarkan Inpres No. 4 Tahun 2025) menjadi dasar yang tepat dalam perencanaan kebijakan sosial ekonomi.
“Dengan DTSEN, kita bisa memastikan bantuan sosial tepat sasaran, sekaligus menerapkan praktik terbaik dari daerah lain di Ambon,” tutup Horhoruw. (PT)