Ambon, PT – Sekretaris Umum (Sekum) Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM), Pdt. Sacharias Izaak Sapulette, menegaskan bahwa setiap bentuk pembangunan infrastruktur gereja, termasuk gedung dan fasilitas pelayanan lainnya, bukan sekadar simbol fisik, melainkan sebagai bentuk nyata dari komitmen gereja untuk meningkatkan kualitas pelayanan digital dan spiritual umat di tengah perkembangan zaman.
Menurutnya, generasi saat ini hidup dalam era digital yang menuntut gereja untuk beradaptasi dan mengembangkan strategi pelayanan yang relevan.
“Harapan gereja dalam pembangunan infrastruktur harus bermuara pada peningkatan kualitas digital dan keterlibatan aktif jemaat, terutama generasi muda yang telah lahir dan tumbuh dalam dunia teknologi,” ujar Pdt. Sapulette.
Gereja juga menjadi pusat komunikasi lintas budaya dan bangsa. Banyak jemaat datang dari luar negeri, dan hal ini mencerminkan peran gereja yang semakin strategis dalam mempererat jejaring global.
Selain itu, proses mutasi pendeta dari berbagai daerah juga menjadi bagian penting dalam menjaga dinamika dan keberagaman pelayanan.
Walikota Ambon, Bodewin Wattimena, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pemerintah kota terus berkomitmen mendukung setiap proses pembangunan rumah ibadah, termasuk gereja, masjid, dan wihara.
Ia menegaskan bahwa keberadaan rumah ibadah harus menjadi tempat yang nyaman, aman, dan fungsional bagi seluruh masyarakat.
“Pembangunan fasilitas ibadah seperti pastori bukan hanya untuk memperindah kota, tetapi juga sebagai pusat peningkatan kualitas iman dan pelayanan kepada umat,” tutur Wattimena.
Ia juga menekankan bahwa pelayanan publik yang berkualitas di semua sektor baik pendidikan, kesehatan, hingga keagamaan harus dimulai dari prosedur yang benar dan transparan.
Pemerintah Kota Ambon mendorong kolaborasi antara lembaga keagamaan dan pemerintah dalam meningkatkan spiritualitas warga, yang pada gilirannya akan menciptakan umat yang baik sekaligus warga kota yang bertanggung jawab. (PT)