Ambon, pusartimur.com- Pesparawi XI Provinsi Maluku 2025 kembali digelar di Kota Ambon, menghadirkan lebih dari 1.700 peserta dari 9 kabupaten/kota, Senin 17 Februari 2025.
Acara ini bukan hanya ajang kompetisi paduan suara, tetapi juga wadah untuk mempererat toleransi, persaudaraan, dan semangat kebersamaan antarumat beragama.
Sebagai salah satu perayaan musik rohani terbesar di Maluku, Pesparawi XI menjadi sarana peningkatan kualitas iman, pengembangan seni budaya, dan ajang seleksi untuk mewakili Maluku di tingkat nasional.
Acara ini berlangsung sejak 15 Februari 2025 dan dihelat di beberapa lokasi utama di Kota Ambon, termasuk Taman Budaya dan Stasiun RRI Ambon.
Terdapat 11 kategori lomba yang diikuti oleh peserta dari berbagai usia dan kelompok:
Solo anak usia 7-9 tahun
Solo anak usia 10-13 tahun
Solo remaja putri
Paduan suara anak
Paduan suara remaja/pemuda
Paduan suara pria
Paduan suara wanita
Paduan suara dewasa campuran
Vokal grup
Musik pop gereja
Paduan suara gereja
Penjabat Gubernur Maluku, Sadali Lie, menekankan Pesparawi bukan sekadar kompetisi, tetapi momen rohani untuk mengembangkan talenta dalam memuji Tuhan.
Ia juga mengajak seluruh peserta untuk menjaga sportivitas dan persaudaraan.
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Ambon, Dominggus Kaya, mengapresiasi kepercayaan yang diberikan kepada Kota Ambon sebagai tuan rumah.
Ia berharap kegiatan ini bisa menjadi wadah inspirasi dan persatuan bagi masyarakat Maluku.
Ketua Panitia Pesparawi XI, Robby Sapulette, menyampaikan acara ini juga bertujuan menyeleksi kontingen terbaik yang akan mewakili Provinsi Maluku dalam Pesparawi Nasional di Provinsi Papua Barat.
Pemerintah Provinsi Maluku dan Kota Ambon berkomitmen penuh dalam mendukung kelancaran acara ini.
Masyarakat diimbau untuk menjaga toleransi, kebersamaan, dan semangat persaudaraan, sehingga Pesparawi XI tidak hanya menjadi ajang perlombaan, tetapi juga festival kebersamaan dan perayaan iman.
Pesparawi XI 2025 adalah momentum penting bagi Provinsi Maluku dalam memperkuat budaya, persaudaraan, dan spiritualitas.
“Dengan lebih dari 1.700 peserta dari berbagai daerah, acara ini menjadi bukti nyata bahwa seni musik dapat menjadi alat pemersatu bagi masyarakat,” tandasnya. (PT)









