Ambon, pusartimur.com- Pelaksanaan Pesparawi XI Provinsi Maluku 2025 mengalami berbagai dinamika sebelum akhirnya ditetapkan di Ambon dan Maluku Tengah.
Awalnya, Kabupaten Kepulauan Aru direncanakan sebagai tuan rumah, tetapi karena kesiapan yang belum maksimal, akhirnya penyelenggaraan dialihkan.
Sekretaris Panitia Pesparawi XI, Christian Tukloy, menyampaikan bahwa meskipun acara berjalan aman, lancar, dan tertib, masih ada catatan penting yang dapat menjadi bahan evaluasi. Beberapa poin yang perlu diperhatikan:
- Pesparawi bukan hanya sekadar lomba: Perayaan ini seharusnya menjadi ajang untuk memuji dan memuliakan Tuhan, bukan hanya soal menang atau kalah.
- Dewasa dalam berpaduan suara: Masih ditemukan beberapa pihak yang tidak menerima hasil lomba dengan sikap sportif. Ini perlu diperbaiki agar semangat kebersamaan tetap terjaga.
- Persiapan yang lebih baik: Dengan waktu yang terbatas, penyelenggara harus bekerja keras agar acara tetap sukses.
“Sebagai tuan rumah berikutnya, Kota Tual diharapkan bisa belajar dari pengalaman Pesparawi di Ambon,” katanya kepada pusartimur.com di Taman Budaya Ambon usai penutupan Pesparawi XI Provinsi Maluku, Rabu 19 Februari 2025.
Diakui, ada beberapa hal yang bisa menjadi perhatian:
- Perencanaan yang Matang
Kota Tual harus mempersiapkan segala aspek lebih awal, termasuk venue, akomodasi, transportasi, dan infrastruktur pendukung lainnya. - Menjaga Semangat Rohani
Fokus utama harus tetap pada pujian dan penyembahan, bukan hanya kompetisi. Hal ini penting agar Pesparawi tetap menjadi ajang pemersatu umat. - Menanamkan Sikap Sportifitas
Semua peserta harus memiliki mentalitas yang lebih dewasa dalam menerima hasil lomba, sehingga tidak terjadi keributan atau ketidakpuasan yang dapat mencederai tujuan utama Pesparawi.
“Dengan persiapan yang lebih matang, Pesparawi XIII di Kota Tual pada 2027 bisa menjadi event yang lebih baik, sukses, dan semakin memperkuat nilai-nilai keagamaan serta kebersamaan masyarakat Maluku,” tandasnya. (PT)