Ambon, PT — Industri pasar modal Indonesia menunjukkan tren yang sangat menggembirakan di tahun 2025. Hingga bulan April, jumlah investor pasar modal nasional telah bertambah sebanyak 1,6 juta investor atau mengalami pertumbuhan 11% dibandingkan tahun sebelumnya.
“Angka ini hampir menyentuh target tahunan sebesar 2 juta investor, padahal tahun baru berjalan setengahnya,” kata Kepala Kantor Wilayah BEI Provinsi Maluku dan Maluku Utara, Alberto Fasaamuri Dachi dalama kegiatan Gathering Media, Rabu 28 Mei 2025 di Hotel Biz Ambon.
Pertumbuhan Investor Saham Lebih Tinggi dari Pasar Modal Secara Umum
Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah investor saham tumbuh lebih tinggi dibandingkan total investor pasar modal. Hal ini menandakan adanya pergeseran minat masyarakat ke instrumen yang berpotensi memberikan imbal hasil lebih tinggi, meskipun disertai dengan risiko yang juga lebih besar.
Di Maluku dan Maluku Utara, per April 2025 terdapat:
91.000 investor pasar modal (naik 5,5% / +4.700 investor)
25.000 investor saham (naik 12,4% / +2.800 investor)
Ini membuktikan bahwa minat berinvestasi di saham meningkat tajam, terutama dari kalangan yang sebelumnya hanya berinvestasi pada produk konservatif seperti reksa dana atau obligasi.
Distribusi dan Persebaran Investor
Sebagian besar investor masih berasal dari Pulau Jawa (sekitar 70%), tetapi daerah lain mulai menunjukkan tren positif:
Sumatera: ~17%
Maluku dan Papua: naik secara konsisten
Di Maluku, investor terbanyak berada di Kota Ambon (52%), diikuti oleh Maluku Tengah (15%), dan Kabupaten Buru (7%).
Peningkatan ini sebagian besar didorong oleh edukasi dan literasi keuangan yang dilakukan oleh perwakilan-perwakilan pasar modal daerah.
Demografi dan Pekerjaan Investor
Ada pergeseran signifikan dalam profil investor:
Mahasiswa yang dulu mendominasi hingga 40%, kini turun menjadi 20%
Investor dari kalangan guru, PNS, pengusaha, dan ibu rumah tangga meningkat tajam
Pegawai swasta mencatat peningkatan dari 19% menjadi 24%.
Hal ini menunjukkan bahwa edukasi investasi telah menjangkau lapisan masyarakat yang lebih luas dan bukan hanya kalangan akademik atau pelajar.
Target tahun 2025 adalah:
20.000 investor baru dari kalangan pelajar dan mahasiswa
400 kegiatan edukasi pasar modal, baik online maupun offline
15.000 peserta kegiatan edukasi
Beberapa program unggulan:
1. “Guruku Investasi”
Menyasar guru-guru di SMA/SMK untuk menjadi agen literasi keuangan di sekolah mereka. Pada 2023, program ini mencatat 800 guru teredukasi, mendekati target awal 1.000 guru.
2. “CFC 2025” (Campus Financial Club)
Bekerja sama dengan kampus-kampus untuk mencetak investor muda di lingkungan perguruan tinggi.
3. Kerjasama dengan Pemda dan OJK
Untuk pemerataan edukasi keuangan dan pembentukan galeri investasi di berbagai kabupaten/kota.
Pertumbuhan investor saham di tahun 2025 mencerminkan tingkat kesadaran dan minat masyarakat terhadap pasar modal yang makin membaik. Program literasi dan inklusi keuangan terbukti efektif menjangkau berbagai lapisan masyarakat, dari pelajar, guru, hingga ibu rumah tangga dan pegawai swasta.
Dengan strategi yang matang dan kolaborasi lintas sektor, target edukasi dan pertumbuhan investor nasional tahun ini sangat mungkin tercapai, bahkan melampaui proyeksi awal. (PT)