Timika, PT – Menjelang pelaksanaan Musyawarah Adat (Musdat) Lemasa di Timika, istri pendiri Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme (Lemasa), Mama Bertha Kum/Beanal, mengisahkan sejarah penyerahan mandat dari mendiang suaminya, Thom Beanal, kepada anak sulung mereka, Floren Beanal.
Dalam keterangannya kepada media, Selasa (2/9/2025) di kediamannya di Mile 32 Timika, Mama Bertha menegaskan bahwa penyerahan mandat tersebut bukan sekadar ucapan, melainkan dituangkan dalam bentuk tertulis dan disaksikan oleh sejumlah tokoh serta sahabat Thom Beanal.
“Bapak Thom sudah serahkan mandat Lemasa untuk anak tertua yaitu Floren Beanal. Itu bukan hanya bicara, tetapi ada surat resmi sebelum beliau sakit hingga meninggal dunia,” ungkap Mama Bertha.
Mama Bertha mengenang sosok Thom Beanal sebagai seorang pemikir, tokoh gereja, sekaligus pribadi yang selalu menjadi penengah dalam setiap persoalan masyarakat.
“Bapak Thom itu pemikir. Dia tiap hari bawa pena dan menulis di mana saja, bahkan di kebun. Dia juga orang gereja, hatinya selalu untuk semua orang, kawan maupun orang yang tidak dikenal,” kenangnya.
Menurutnya, awal mula ide pembentukan Lembaga Adat Amungme (Lemasa) muncul ketika Thom Beanal masih berada di luar Timika. Sesampainya di Timika, ia mulai berdiskusi dengan sahabat serta kerabatnya. Pertemuan-pertemuan itu kerap dilakukan berpindah-pindah dari Kwamki Lama, Kwamki Baru, hingga berbagai tempat lain.
“Biasa Bapak Thom bawa gula dan kopi lalu ketemu teman-teman untuk urus Lemasa. Dari situlah akhirnya Lemasa lahir,” ujar Mama Bertha.
Thom Beanal sejak awal menggagas Lemasa dengan tujuan memperjuangkan hak-hak masyarakat adat Amungme, khususnya terkait perhatian pemerintah dan PT Freeport Indonesia.
“Bapak Thom mau berjuang untuk banyak orang. Orang datang ke Timika harus senang dan berdamai dengan Amungme dan Kamoro, bukan berkelahi seperti sekarang. Paling penting itu bersatu, supaya kita semua bisa hidup baik dan makan bersama,” tutur Mama Bertha.
Menutup ceritanya, Mama Bertha mengajak seluruh pihak dalam Lemasa maupun Lemasko agar meninggalkan perpecahan dan kembali pada perjuangan mulia Thom Beanal.
“Stop bakalai sudah, kita harus bersatu. Lemasa dan Lemasko harus pikir baik untuk banyak orang. Ingat, Freeport datang karena kita kaya, jadi kita harus dapat sesuatu. Kalau berkelahi, tidak ada gunanya,” tandasnya. (PT)









