Home / Kab. Mimika

Selasa, 26 Agustus 2025 - 01:56 WIB

Perempuan Amungme di Kampung Hoeya Minta Pemda Mimika dan Freeport Perhatikan Kondisi Jembatan Rusak

Timika, PT- Perempuan Amungme dari Kampung Hoeya, Distrik Hoeya, Kabupaten Mimika, melayangkan pernyataan publik dan meminta perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Mimika serta PT Freeport Indonesia.

Domce Magal, salah satu perempuan Amungme, pada Minggu (25/08/2025) menyampaikan keprihatinannya atas kondisi sosial masyarakat Hoeya yang hingga kini dinilai belum tersentuh pembangunan secara layak, baik dari Pemda Mimika maupun pihak Freeport.

Menurut Domce, salah satu persoalan paling mendesak adalah kondisi jembatan yang menjadi akses utama masyarakat menuju kebun. Saat ini, jembatan tersebut hanya terbuat dari kayu seadanya dan kondisinya sangat memprihatinkan.

“Setiap kali kami para perempuan pergi ke kebun untuk mencari sayur, ubi, dan kebutuhan hidup lainnya, kami menghadapi risiko besar. Jembatan yang rusak itu berbahaya, beberapa di antara kami hampir hanyut karena tidak ada pengaman maupun struktur yang layak,” ungkap Domce melalui sambungan telepon.

Baca Juga  Abraham Kateyau  Resmi Miliki Jabatan Penjabat Sekda Mimika

Domce menegaskan, akses ke kebun bukan hanya menyangkut ekonomi, tetapi juga ketahanan pangan, kesehatan, dan keselamatan masyarakat, terutama perempuan dan anak-anak.

Lebih lanjut, Domce mengaku masyarakat Kampung Hoeya merasa seperti diabaikan. Hingga kini, pembangunan infrastruktur dasar, seperti jembatan, rumah layak huni, hingga fasilitas umum, belum sepenuhnya dirasakan warga.

“Kami tidak meminta yang mewah, kami hanya ingin bisa hidup dengan aman, bertani dengan tenang, dan memastikan anak-anak kami tidak tumbuh dalam ketakutan setiap kali menyeberangi sungai,” tambahnya.

Baca Juga  Ketua 2PAM3 Papua Tengah Soroti Dugaan Penggelembungan SPPD TAPD dan Banggar DPRK Mimika

Domce juga menyoroti program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Mimika. Menurutnya, pembangunan yang dijanjikan belum sepenuhnya menyentuh kebutuhan dasar masyarakat Hoeya.

“Lapangan pesawat memang sudah masuk, tapi bangunan lain, rumah layak untuk warga, dan fasilitas pendukung kehidupan sehari-hari masih belum ada. Banyak warga masih tinggal di honai,” jelasnya.

Domce berharap agar Pemda Mimika dan PT Freeport Indonesia benar-benar mendengar suara masyarakat Hoeya. Pembangunan jembatan yang aman dan layak menjadi prioritas mendesak demi keberlangsungan hidup, keselamatan, serta kesejahteraan warga.

“Perhatian yang serius sangat kami butuhkan, agar anak cucu Amungme bisa hidup lebih baik di tanah mereka sendiri,” pungkasnya. (PT/EF)

Share :

Baca Juga

Kab. Mimika

Ketua BM Lemasko Siap Sukseskan Peringatan Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia

Kab. Mimika

LEMASA Desak Pemerintah dan BPN Mimika Akui Peran Lembaga Adat dalam Legalitas Tanah Ulayat

Kab. Mimika

Vinsen Oniyoma: Semua Kelompok Lemasa Tidak Sah, Musdat Jadi Forum Demokrasi Adat Tertinggi

Kab. Mimika

Sukses peringatan Himas di Timika, Lemasa dan Lemasko Minta Pemda Mimika segera Fasilitasi Musdat

Kab. Mimika

Elly Dolame Minta Pemda Mimika Berdayakan Kontraktor OAP untuk Peningkatan Ekonomi Masyarakat

Kab. Mimika

Pansus DPRD Papua Tengah Dorong Musdat Lemasa dan Lemasko Menuju Satu Honai, Satu Perahu Adat Demi Kemajuan Mimika

Kab. Mimika

Abraham Kateyau  Resmi Miliki Jabatan Penjabat Sekda Mimika

Kab. Mimika

Ketua KAPP Mimika Apresiasi Peringatan HIMAS 2025: Pintu Masuk Perubahan di Timika