Ambon, PT- Syukuran Perayaan Waisak 2025 di Provinsi Maluku menjadi momen penting yang menandai kebersamaan dan toleransi antarumat beragama.
Wakil Gubernur Maluku, Abdullah Vanath, menyampaikan bahwa pembangunan di Maluku membutuhkan sinergi seluruh elemen, termasuk tokoh agama, TNI, Polri, dan unsur pemerintahan lainnya.
Dalam sambutannya di Lantai 3 Kantor Kemenag Maluku Selasa 20 Mei 2025, Vanath menggarisbawahi peran penting tokoh Maluku dalam sejarah bangsa, khususnya dalam perumusan sila pertama Pancasila. Ia menyebut nama Mr. J. Latuharhary sebagai tokoh Maluku yang berjasa dalam mengubah formulasi awal sila pertama menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”, demi menjamin keberagaman dan toleransi beragama di Indonesia.
Ia menegaskan bahwa setiap kegiatan keagamaan, termasuk Waisak, adalah bagian dari semangat kebangsaan yang perlu dijaga dan didukung oleh seluruh komponen negara. Pemerintah Provinsi Maluku, lanjutnya, selalu membuka ruang untuk mendukung kegiatan keagamaan apa pun sebagai bagian dari upaya menciptakan kerukunan dan kedamaian.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku, Dr. H. Yamin, M.Pd., menjelaskan bahwa Hari Raya Waisak atau Tri Suci Waisak merupakan peringatan tiga peristiwa penting dalam kehidupan Buddha Gautama: kelahiran Pangeran Siddharta, pencapaian Penerangan Agung, dan wafatnya sebagai Buddha.
Ia menyampaikan bahwa Waisak 2025 ini merupakan momentum perdana perayaan besar umat Buddha yang dilaksanakan di Maluku, dan menjadi tonggak penting dalam sejarah keberagaman daerah tersebut.
Dengan tema nasional “Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan, Mewujudkan Perdamaian Dunia“, umat Buddha diajak untuk menumbuhkan nilai-nilai kasih sayang, kedamaian, dan niat baik dalam kehidupan.
Menurutnya, Waisak bukan hanya seremonial keagamaan, tetapi juga sarana untuk memperkuat pengertian lintas agama dan meningkatkan keharmonisan sosial.
Dr. Yamin juga menekankan pentingnya menciptakan ruang yang aman dan nyaman bagi semua umat beragama, serta menjadikan Maluku sebagai simbol kerukunan dan cinta damai. Dalam akhir sambutannya, beliau menyampaikan pantun hangat yang mempererat suasana.
“Sungguh senang jalan bergandengan, Untuk beli permen di kota Cikini,
Terima kasih sudah datang meluangkan, Hadir merayakan Waisak ini,” tandasnya. (PT)