Ambon, PT– Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena, menegaskan bahwa Festival Seni Budaya Islam dan Pemilihan Duta Qasidah Kota Ambon 2025 merupakan agenda penting dan strategis.
Ajang ini dipersiapkan untuk melahirkan duta-duta qasidah terbaik yang nantinya akan mewakili Kota Ambon pada tingkat provinsi hingga nasional.
Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya sekadar lomba, tetapi juga bagian dari upaya memperkuat kontribusi musik islami dalam mendukung branding Ambon City of Music.
Ia menjelaskan, konsep Ambon City of Music tidak hanya berbicara tentang musik modern, tetapi juga musik tradisional dan musik islami.
Musik tradisional terus diperkuat dengan kurikulum di sekolah, serta festival ukulele dan suling bambu.
Musik islami, termasuk seni qasidah, kini mendapat perhatian lebih sebagai bagian penting dari pembangunan budaya musik Ambon.
“Jika tiga komponen ini berjalan seimbang, maka cita-cita Ambon sebagai kota musik bukan hanya slogan, melainkan sebuah pembinaan nyata bagi generasi muda,” ujarnya, Kamis 28 Agustus 2025.
Ia juga, menekankan pembangunan sumber daya manusia (SDM) unggul tidak cukup hanya dengan kecerdasan intelektual, tetapi juga harus dibarengi pembentukan karakter melalui seni dan budaya.
Event-event seperti festival seni budaya Islami, kompetisi ukulele di tingkat SD, hingga pentas musik tradisional diyakini mampu memberikan ruang kreatif bagi anak-anak Ambon.
“Semakin banyak ruang kompetisi yang kita sediakan, semakin besar pula semangat anak-anak untuk meningkatkan kualitas diri mereka, khususnya di bidang seni,” jelasnya.
Pemerintah Kota Ambon memberikan apresiasi kepada DPD LASQI (Lembaga Seni Qasidah Indonesia) Kota Ambon yang telah berinisiatif menghadirkan festival ini dalam waktu singkat.
Ia menambahkan ,LASQI memiliki peran penting untuk menggali, membina, dan mengembangkan potensi generasi muda Ambon di bidang seni qasidah dan seni Islami.
“Momentum ini bukan hanya kompetisi, tapi juga ajang silaturahmi. Semakin banyak kegiatan seperti ini, semakin erat persaudaraan kita sebagai warga Kota Ambon,” tambahnya.
Ia berharap, Ambon bisa menjadi role model bagi kabupaten/kota lain dalam pembinaan seni dan budaya Islami. Selain memperkuat identitas musik Ambon, kegiatan ini juga berkontribusi pada peningkatan kualitas sosial masyarakat.
“Tantangan kita besar ke depan. Karena itu, seni qasidah dan musik Islami harus terus tumbuh, seiring dengan penguatan musik tradisional dan modern,” tutupnya. (PT)