Oleh : Fr. Andreo C. Temorubun, MSC
Perkembangan teknologi pada zaman sekarang banyak mengalami kemajuan yang sangat pesat, ditandai dengan adanya kemajuan pada bidang informasi dan teknologi seperti gadget. Penyebutan gadget lebih merujuk pada smartphone, android, tablet, notebook, yang merupakan perangkat elektronik paling praktis dan populer saat ini. Dahulu, gadget dikenal sebagai alat komunikasi dan digunakan oleh orang dewasa dalam membantu keperluan dan komunikasi antar hubungan jarak jauh maupun di dunia pekerjaan.
Kini, gadget bukan hanya digunakan oleh orang dewasa. Namun juga digunakan oleh anak-anak dengan berbagai keperluan dan kebutuhan yang beragam. Kendatipun, gadget telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari disemua usia secara khusus pada anak-anak. Nampaknya setiap waktu gadget sudah ikut terlibat dalam aktivitas mereka.
Oleh karena itu, pengaruh gadget pada kalangan pelajar sangat menarik saat inidengan berbagai aplikasi yang ada.
Sudah jelas zaman sekarang gadget sudah menjadi tren atau gaya hidup saat ini.
Akan tetapi dengan berkembangnya teknologi, anak-anak lebih banyak meluangkan waktu untuk bermain gadget, sehingga prestasi mulai berkurang karena malas belajar. Kategorisasi penggunaan gadget bahwa sebanyak 22,2 % atau 22 siswa berada pada kelompok penggunaan gadget rendah, sebanyak 61,6 % atau 61 siswa berada pada kelompok sedang, sementara 16,2 % atau 16 siswa memiliki tingkat penggunaan gadget yang tinggi.
Dan data kategorisasi prestasi belajar bahwa sebanyak 9,1 % atau 9 siswa termasuk dalam kelompok prestasi belajarrendah, sebanyak 61,6 % atau 61 siswa termasuk dalam kelompok sedang, sementara 29,3 % atau 29 siswa memiliki tingkat prestasi belajaryang tinggi (Nurfadilah Istiqamah, 2024).
Penggunaan gadget bagaimanapun juga tetap memiliki dampak positif dan negatif.Dampak positifnya ialah gadget akan mempermudah komunikasi jarak jauh, dan memudahkan siswa mengkonsultasikan tugas-tugas dan pelajaran yang belum dimengerti. Bahkan dapat mengetahui segala informasi tentang kegiatan-kegiatan yang diadakan di sekolah, siswa-siswi akan membagi informasi tentang kegiatan, foto yang berkaitan dengan kegiatan dan kemudian membagikannya di grup atau juga bisa langsung membagikan kepada orang-orang tertentu(Erlizah Soekarno, 2021). Dari dampak positifnya perlu diimbangi dengan manajemen waktu yang baik. Mengapa?
Sebab, jika tidak memperhatikan manjamen waktu maka akan muncul dampak negatifnya bagi prestasi siswa-siswi. Hal serupa yang dikatakan oleh (Diren Agasi, dkk. 2022), ia mengatakan bahwa jika tidak terkontrol dengan baik maka dampak negatifnya akan membuat siswa-siswi menjadi individu yang apatis dan tidak bisa menghargai waktu karena hanya bergantung pada pengguna gadget tersebut. Nampaknya siswa-siswi banyak menggunakan waktunya untuk berkomunikasi di media sosial, menonton tik tok atau youtube, dan game online dibandingkan belajar. Penggunana gadget akan mempengaruhi kesehatan fisik maupun mental mereka.
Apabila memandang terus pada layar gadget tentu akan menyebabkan masalah penglihatan, terutama sindrom mata kering dan kelelahan mata. Selain itu, penggunaan gadget yang tidak terkendali juga dapat berdampak pada postur tubuh anak, mengakibatkan masalah tulang belakang dan otot, ketidakmampuan mengelola waktu layar dengan baik dapat berdampak pada tidur anak, hingga dapat memicu masalah kesehatan mental. Anak yang sering bermain gadget cenderung kurang eksploratif dan kreatif dalam pembelajaran. Bahkan anak hanya membuang waktu dengan bermain gadget cenderung mengalami keterbatasan dalam berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa.
Lantas siapa yang punya peran dalam membimbing siswa-siswi? Tidak lain adalah orang tua. Orang tua punya peran penting dalam mengawasi penggunaan gadget bagi anak-anak selama berada di rumah. Memang kita tidak bisa mempersalahkan siapa-siapa. Tetapi yang hendak kita lakukan ialah dengan berlaku bijaksana dan pengawasan yang intens.
Zaman digital juga tidak bisa kita hindari, justru orang tua perlu untuk mengontrol di setiap aktivitas anak-anak agar mereka tidak menjadi ketergantungan pada gadget. Maka perlu untuk mengatur waktu dalam menggunakan gadget kepada anak-anak. Sehingga anak-anak akan tahu waktu untuk belajar.
Hal serupa yang dikatakan oleh Depkes bahwa orang tua dan pendidik harus memberika dukungan yang tepat kepada anak-anak dalam proses belajar demi perkembangan mereka dengan memperhatikanlingkungan yang mendukung, memberikan stimulasi yang sesuai, dan memberikan perhatian yang cukup terhadap perkembangan anak (geografi.id). Jadi, orang tua boleh memberikan gadget kepada anak.
Tetapi harus mengontrol anak yang menggunakannya, serta dengan berlaku aturan dan disiplin pada waktu penggunaan gadget, ada kesempatan anak bersama orang tua, dan ada waktu mengizinkan anak-anak untuk bermain dengan teman sebayanya. Niscaya, dengan adanya penerapan itu daya kembang anak dapat berkembang dengan baik dan mereka akan menjadi pribadi yang aktif, cerdas, dan interaktif terhadap orang lain baik di lingkungan sekolah, lingkungan sosial, maupun lingkungan keluarga.
Akhirnya, hal yang paling penting ialah memperbanyak komunikasi dengan anak. Sebab dengan membangun komunikasi yang terjalin, akan mengalihkan perhatian mereka yang sebelumnya berfokus pada gadget. Tak lupa pula orang tua harus konsisten dan setia mendampingi anak dalam pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Pesanku ialah bimbinglah dan berilah contoh yang baik kepada anak-anak tentang penggunaan gadget yang baik dan tepat. Sebab pada hakikatnya mereka adalah pribadi yang punya atensi dan ciri khas yang kreatif tinggi. Oleh karena itu, dukunglah anak-anak untuk menjadi pribadi yang hebat dalam menggapai cita-cita.
Kendatipun, orang tua jangan lupa mendoakan anak-anak, agar mereka selalu ada dalam lindungan Tuhan, dan kelak mereka bisa menjadi berkat bagi bangsa, keluarga, dan agama. #Ametur