Ambon, PT – Pemerintah Kota Ambon resmi menggelar Rapat Kerja Pertama Forum Keluarga Masyarakat Siaga Bencana (KMSB) di Balai Pertemuan Desa Galala, Kamis 12 Juni 2025.
Acara ini dibuka langsung oleh Staf Ahli Wali Kota Bidang Ekonomi, Pembangunan, dan Kesejahteraan Rakyat, Ronald Lekransy, yang menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam menghadapi risiko bencana di wilayah rawan seperti Ambon.
“Forum ini bukan sekadar forum biasa, tapi ujung tombak penanggulangan bencana di tingkat komunitas. Masyarakat harus menjadi garda terdepan dalam kesiapsiagaan,” ujar Lekransy dalam sambutannya.
Mitigasi Bencana Dimulai dari Lingkungan Terkecil
Lekransy mengingatkan kembali peristiwa banjir besar yang melanda Galala pada 2012–2013 dan menelan korban jiwa. Ia menekankan bahwa mitigasi bencana dan respons cepat harus dimulai dari keluarga dan lingkungan sekitar.
Menurutnya, tantangan bencana di Ambon semakin kompleks, dipicu oleh perubahan iklim, reklamasi pesisir, deforestasi, hingga pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, pendekatan penanggulangan bencana harus terstruktur dan berbasis data.
“Edukasi kebencanaan perlu dimulai sejak dini. Kita bisa belajar dari Jepang, di mana anak-anak diajarkan langkah penyelamatan sejak usia sekolah,” tambahnya.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Kota Ambon yang Tangguh
Rapat kerja ini turut dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari Balai Sungai Provinsi Maluku, OPD terkait, tokoh masyarakat, kepala desa, camat, serta narasumber dari Kementerian PUPR dan Dinas Lingkungan Hidup, baik secara langsung maupun daring.
Melalui forum KMSB ini, diharapkan terbentuk rencana aksi nyata yang relevan dengan kebutuhan masing-masing wilayah, serta mendorong kolaborasi lintas sektor dalam upaya mitigasi bencana di Kota Ambon.
“Kami berharap forum ini melahirkan ide-ide konkret dan rencana aksi terukur. Tujuannya jelas, menjadikan Ambon sebagai kota tangguh dan aman dari bencana,” tutup Lekransy. (PT)